|
حَدَّثَنَا
الْحُمَيْدِيُّ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الزُّبَيْرِ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْأَنْصَارِيُّ قَالَ أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ
إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ عَلْقَمَةَ بْنَ وَقَّاصٍ اللَّيْثِيَّ
يَقُولُ سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَلَى الْمِنْبَرِ
قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ
كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا
فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ |
|
1.1/1. Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi
Abdullah bin Az Zubair dia berkata, Telah menceritakan kepada kami
Sufyan yang berkata, bahwa Telah menceritakan kepada kami Yahya bin
Sa'id Al Anshari berkata, telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin
Ibrahim At Taimi, bahwa dia pernah mendengar Alqamah bin Waqash Al
Laitsi berkata; saya pernah mendengar Umar bin Al Khaththab diatas
mimbar berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Semua perbuatan tergantung niatnya, dan
(balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; Barangsiapa niat
hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang
ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia
diniatkan"
|
|
|
حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ
عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ
الْحَارِثَ بْنَ هِشَامٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ يَأْتِيكَ
الْوَحْيُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْيَانًا
يَأْتِينِي مِثْلَ صَلْصَلَةِ الْجَرَسِ وَهُوَ أَشَدُّهُ عَلَيَّ فَيُفْصَمُ
عَنِّي وَقَدْ وَعَيْتُ عَنْهُ مَا قَالَ وَأَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِي الْمَلَكُ
رَجُلًا فَيُكَلِّمُنِي فَأَعِي مَا يَقُولُ قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهَا وَلَقَدْ رَأَيْتُهُ يَنْزِلُ عَلَيْهِ الْوَحْيُ فِي الْيَوْمِ الشَّدِيدِ
الْبَرْدِ فَيَفْصِمُ عَنْهُ وَإِنَّ جَبِينَهُ لَيَتَفَصَّدُ عَرَقًا |
|
1.2/2. Telah menceritakan kepada kami Abdullah
bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Hisyam
bin 'Urwah dari bapaknya dari Aisyah Ibu Kaum Mu'minin, bahwa
Al Harits bin Hisyam bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
Wahai Rasulullah, bagaimana caranya wahyu
turun kepada engkau? Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab: Terkadang datang kepadaku seperti
suara gemerincing lonceng dan cara ini yang paling berat buatku, lalu terhenti
sehingga aku dapat mengerti apa yang disampaikan. Dan terkadang datang Malaikat
menyerupai seorang laki-laki lalu berbicara kepadaku maka aku ikuti apa yang
diucapkannya. Aisyah berkata: Sungguh
aku pernah melihat turunnya wahyu kepada Beliau shallallahu 'alaihi wasallam
pada suatu hari yang sangat dingin lalu terhenti, dan aku lihat dahi Beliau
mengucurkan keringat. |
|
|
حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ
شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ
أَنَّهَا قَالَتْ أَوَّلُ مَا بُدِئَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مِنْ الْوَحْيِ الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ فِي النَّوْمِ فَكَانَ لَا يَرَى
رُؤْيَا إِلَّا جَاءَتْ مِثْلَ فَلَقِ الصُّبْحِ ثُمَّ حُبِّبَ إِلَيْهِ الْخَلَاءُ
وَكَانَ يَخْلُو بِغَارِ حِرَاءٍ فَيَتَحَنَّثُ فِيهِ وَهُوَ التَّعَبُّدُ
اللَّيَالِيَ ذَوَاتِ الْعَدَدِ قَبْلَ أَنْ يَنْزِعَ إِلَى أَهْلِهِ وَيَتَزَوَّدُ
لِذَلِكَ ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى خَدِيجَةَ فَيَتَزَوَّدُ لِمِثْلِهَا حَتَّى جَاءَهُ
الْحَقُّ وَهُوَ فِي غَارِ حِرَاءٍ فَجَاءَهُ الْمَلَكُ فَقَالَ اقْرَأْ قَالَ مَا
أَنَا بِقَارِئٍ قَالَ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ
ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ اقْرَأْ قُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ فَأَخَذَنِي
فَغَطَّنِي الثَّانِيَةَ حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ
اقْرَأْ فَقُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّالِثَةَ ثُمَّ
أَرْسَلَنِي فَقَالَ { اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ
مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ } فَرَجَعَ بِهَا رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْجُفُ فُؤَادُهُ فَدَخَلَ عَلَى خَدِيجَةَ
بِنْتِ خُوَيْلِدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا فَقَالَ زَمِّلُونِي زَمِّلُونِي
فَزَمَّلُوهُ حَتَّى ذَهَبَ عَنْهُ الرَّوْعُ فَقَالَ لِخَدِيجَةَ وَأَخْبَرَهَا
الْخَبَرَ لَقَدْ خَشِيتُ عَلَى نَفْسِي فَقَالَتْ خَدِيجَةُ كَلَّا وَاللَّهِ مَا
يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ وَتَحْمِلُ الْكَلَّ
وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ وَتَقْرِي الضَّيْفَ وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ
فَانْطَلَقَتْ بِهِ خَدِيجَةُ حَتَّى أَتَتْ بِهِ وَرَقَةَ بْنَ نَوْفَلِ بْنِ
أَسَدِ بْنِ عَبْدِ الْعُزَّى ابْنَ عَمِّ خَدِيجَةَ وَكَانَ امْرَأً قَدْ
تَنَصَّرَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ يَكْتُبُ الْكِتَابَ الْعِبْرَانِيَّ
فَيَكْتُبُ مِنْ الْإِنْجِيلِ بِالْعِبْرَانِيَّةِ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكْتُبَ
وَكَانَ شَيْخًا كَبِيرًا قَدْ عَمِيَ فَقَالَتْ لَهُ خَدِيجَةُ يَا ابْنَ عَمِّ
اسْمَعْ مِنْ ابْنِ أَخِيكَ فَقَالَ لَهُ وَرَقَةُ يَا ابْنَ أَخِي مَاذَا تَرَى
فَأَخْبَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَبَرَ مَا رَأَى
فَقَالَ لَهُ وَرَقَةُ هَذَا النَّامُوسُ الَّذِي نَزَّلَ اللَّهُ عَلَى مُوسَى يَا
لَيْتَنِي فِيهَا جَذَعًا لَيْتَنِي أَكُونُ حَيًّا إِذْ يُخْرِجُكَ قَوْمُكَ
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوَمُخْرِجِيَّ هُمْ
قَالَ نَعَمْ لَمْ يَأْتِ رَجُلٌ قَطُّ بِمِثْلِ مَا جِئْتَ بِهِ إِلَّا عُودِيَ
وَإِنْ يُدْرِكْنِي يَوْمُكَ أَنْصُرْكَ نَصْرًا مُؤَزَّرًا ثُمَّ لَمْ يَنْشَبْ
وَرَقَةُ أَنْ تُوُفِّيَ وَفَتَرَ الْوَحْيُ قَالَ ابْنُ شِهَابٍ وَأَخْبَرَنِي
أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ
الْأَنْصَارِيَّ قَالَ وَهُوَ يُحَدِّثُ عَنْ فَتْرَةِ الْوَحْيِ فَقَالَ فِي
حَدِيثِهِ بَيْنَا أَنَا أَمْشِي إِذْ سَمِعْتُ صَوْتًا مِنْ السَّمَاءِ فَرَفَعْتُ
بَصَرِي فَإِذَا الْمَلَكُ الَّذِي جَاءَنِي بِحِرَاءٍ جَالِسٌ عَلَى كُرْسِيٍّ
بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ فَرُعِبْتُ مِنْهُ فَرَجَعْتُ فَقُلْتُ زَمِّلُونِي
زَمِّلُونِي فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى { يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ قُمْ
فَأَنْذِرْ إِلَى قَوْلِهِ وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ } فَحَمِيَ الْوَحْيُ وَتَتَابَعَ
تَابَعَهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ وَأَبُو صَالِحٍ وَتَابَعَهُ هِلَالُ بْنُ
رَدَّادٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ وَقَالَ يُونُسُ وَمَعْمَرٌ بَوَادِرُهُ |
|
1.3/3. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin
Bukair berkata, Telah menceritakan kepada kami dari Al Laits dari
'Uqail dari Ibnu Syihab dari 'Urwah bin Az Zubair dari
Aisyah -Ibu Kaum Mu'minin-, bahwasanya dia berkata: Permulaaan wahyu yang datang kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam adalah dengan mimpi yang benar dalam tidur. Dan
tidaklah Beliau bermimpi kecuali datang seperti cahaya subuh. Kemudian Beliau
dianugerahi kecintaan untuk menyendiri, lalu Beliau memilih gua Hiro dan
bertahannuts yaitu 'ibadah di malam hari dalam beberapa waktu lamanya sebelum
kemudian kembali kepada keluarganya guna mempersiapkan bekal untuk bertahannuts
kembali. Kemudian Beliau menemui Khadijah mempersiapkan bekal. Sampai akhirnya
datang Al Haq saat Beliau di gua Hiro, Malaikat datang seraya berkata:
Bacalah? Beliau menjawab: Aku
tidak bisa baca. Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam menjelaskan: Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat
kemudian melepaskanku dan berkata lagi: Bacalah! Beliau menjawab: Aku tidak bisa baca. Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat
kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: Bacalah!. Beliau menjawab: Aku tidak bisa baca. Malaikat itu memegangku kembali dan memelukku
untuk ketiga kalinya dengan sangat kuat lalu melepaskanku, dan berkata lagi:
(Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah).
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kembali kepada keluarganya dengan membawa
kalimat wahyu tadi dalam keadaan gelisah. Beliau menemui Khadijah binti
Khawailidh seraya berkata: Selimuti aku,
selimuti aku!. Beliau pun diselimuti hingga hilang ketakutannya. Lalu
Beliau menceritakan peristiwa yang terjadi kepada Khadijah: Aku mengkhawatirkan diriku. Maka Khadijah
berkata: Demi Allah, Allah tidak akan
mencelakakanmu selamanya, karena engkau adalah orang yang menyambung
silaturrahim. Khadijah kemudian mengajak Beliau untuk bertemu dengan
Waroqoh bin Naufal bin Asad bin Abdul 'Uzza, putra paman Khadijah, yang beragama
Nasrani di masa Jahiliyyah, dia juga menulis buku dalam bahasa Ibrani, juga
menulis Kitab Injil dalam Bahasa Ibrani dengan izin Allah. Saat itu Waroqoh
sudah tua dan matanya buta. Khadijah berkata: Wahai putra pamanku, dengarkanlah apa yang akan
disampaikan oleh putra saudaramu ini. Waroqoh berkata: Wahai putra saudaraku, apa yang sudah kamu
alami. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuturkan peristiwa
yang dialaminya. Waroqoh berkata: Ini adalah
Namus, seperti yang pernah Allah turunkan kepada Musa. Duhai seandainya aku
masih muda dan aku masih hidup saat kamu nanti diusir oleh kaummu.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: Apakah aku akan diusir mereka? Waroqoh
menjawab: Iya. Karena tidak ada satu orang pun
yang datang dengan membawa seperti apa yang kamu bawa ini kecuali akan disakiti
(dimusuhi). Seandainya aku ada saat kejadian itu, pasti aku akan menolongmu
dengan sekemampuanku. Waroqoh tidak mengalami peristiwa yang diyakininya
tersebut karena lebih dahulu meninggal dunia pada masa fatroh (kekosongan)
wahyu. Ibnu Syihab berkata; telah mengabarkan kepadaku Abu Salamah bin
Abdurrahman bahwa Jabir bin Abdullah Al Anshari bertutur tentang
kekosongan wahyu, sebagaimana yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
ceritakan: Ketika sedang berjalan aku
mendengar suara dari langit, aku memandang ke arahnya dan ternyata Malaikat yang
pernah datang kepadaku di gua Hiro, duduk di atas kursi antara langit dan bumi.
Aku pun ketakutan dan pulang, dan berkata: Selimuti aku. Selimuti
aku. Maka Allah Ta'ala menurunkan wahyu:
(Wahai orang yang berselimut) sampai firman Allah (dan berhala-berhala
tinggalkanlah). Sejak saat itu wahyu terus turun berkesinambungan. Hadits
ini juga diriwayatkan oleh Abdullah bin Yusuf dan Abu Shalih juga
oleh Hilal bin Raddad dari Az Zuhri. Dan Yunus berkata; dan
Ma'mar menyepakati bahwa dia mendapatkannya dari Az Zuhri. |
|
|
حَدَّثَنَا
مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ قَالَ حَدَّثَنَا
مُوسَى بْنُ أَبِي عَائِشَةَ قَالَ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ
عَبَّاسٍ فِي قَوْلِهِ تَعَالَى { لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ }
قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَالِجُ مِنْ
التَّنْزِيلِ شِدَّةً وَكَانَ مِمَّا يُحَرِّكُ شَفَتَيْهِ فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ
فَأَنَا أُحَرِّكُهُمَا لَكُمْ كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَرِّكُهُمَا وَقَالَ سَعِيدٌ أَنَا أُحَرِّكُهُمَا كَمَا
رَأَيْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ يُحَرِّكُهُمَا فَحَرَّكَ شَفَتَيْهِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ
تَعَالَى { لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ
وَقُرْآنَهُ } قَالَ جَمْعُهُ لَكَ فِي صَدْرِكَ وَتَقْرَأَهُ { فَإِذَا
قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ } قَالَ فَاسْتَمِعْ لَهُ وَأَنْصِتْ { ثُمَّ
إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ } ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا أَنْ تَقْرَأَهُ فَكَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ ذَلِكَ إِذَا أَتَاهُ
جِبْرِيلُ اسْتَمَعَ فَإِذَا انْطَلَقَ جِبْرِيلُ قَرَأَهُ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا قَرَأَهُ |
|
1.4/4. Telah menceritakan kepada kami Musa bin
Isma'il dia berkata, Telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah
berkata, bahwa Telah menceritakan kepada kami Musa bin Abu Aisyah
berkata, Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Jubair dari Ibnu
'Abbas tentang firman Allah Ta'ala: (Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk
(membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat ingin (menguasainya). Berkata Ibnu 'Abbas: Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam sangat kuat keinginannya untuk menghafalkan apa yang diturunkan
(Al Qur'an) dan menggerak-gerakkan kedua bibir Beliau. Berkata Ibnu 'Abbas: aku akan menggerakkan
kedua bibirku (untuk membacakannya) kepada kalian sebagaimana Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam melakukannya kepadaku. Berkata Sa'id: Dan aku akan menggerakkan
kedua bibirku (untuk membacakannya) kepada kalian sebagaimana aku melihat Ibnu
'Abbas melakukannya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menggerakkan kedua
bibirnya, Kemudian turunlah firman Allah Ta'ala: Janganlah kamu gerakkan lidahmu
untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya. Sesungguhnya
atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai)
membacanya. Maksudnya Allah mengumpulkannya di
dalam dadamu (untuk dihafalkan) dan kemudian kamu membacanya: Apabila
Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu. Maksudnya: Dengarkanlah dan diamlah. Kemudian Allah Ta'ala berfirman: Kemudian,
sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya. Maksudnya: Dan Kewajiban Kamilah untuk membacakannya Dan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sejak saat itu bila Jibril 'Alaihis
Salam datang kepadanya, Beliau mendengarkannya. Dan bila Jibril 'Alaihis Salam
sudah pergi, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membacakannya (kepada para
sahabat) sebagaimana Jibril 'Alaihis Salam membacakannya kepada Beliau
shallallahu 'alaihi wasallam |
|
|
حَدَّثَنَا
عَبْدَانُ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ قَالَ أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنْ
الزُّهْرِيِّ ح و حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ
اللَّهِ قَالَ أَخْبَرَنَا يُونُسُ وَمَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ نَحْوَهُ قَالَ
أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ
أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ
فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ
الْمُرْسَلَةِ |
|
1.5/5. Telah menceritakan kepada kami Abdan
dia berkata, telah mengabarkan kepada kami Abdullah telah mengabarkan
kepada kami Yunus dari Az Zuhri dan dengan riwayat yang sama,
telah menceritakan pula kepada kami Bisyir bin Muhammad berkata, telah
mengabarkan kepada kami Abdullah berkata, telah mengabarkan kepada kami
Yunus dan Ma'mar dari Az Zuhri seperti lainnya berkata,
telah mengabarkan kepada kami Ubaidullah bin Abdullah dari Ibnu
'Abbas berkata, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah manusia
yang paling lembut terutama pada bulan Ramadlan ketika malaikat Jibril 'Alaihis
Salam menemuinya, dan adalah Jibril 'Alaihis Salam mendatanginya setiap malam di
bulan Ramadlan, dimana Jibril 'Alaihis Salam mengajarkan Al Qur'an. Sungguh
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam jauh lebih lembut daripada angin yang
berhembus. |
|
|
حَدَّثَنَا
أَبُو الْيَمَانِ الْحَكَمُ بْنُ نَافِعٍ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ
الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
عُتْبَةَ بْنِ مَسْعُودٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ
أَبَا سُفْيَانَ بْنَ حَرْبٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ هِرَقْلَ أَرْسَلَ إِلَيْهِ فِي
رَكْبٍ مِنْ قُرَيْشٍ وَكَانُوا تِجَارًا بِالشَّأْمِ فِي الْمُدَّةِ الَّتِي كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَادَّ فِيهَا أَبَا سُفْيَانَ
وَكُفَّارَ قُرَيْشٍ فَأَتَوْهُ وَهُمْ بِإِيلِيَاءَ فَدَعَاهُمْ فِي مَجْلِسِهِ
وَحَوْلَهُ عُظَمَاءُ الرُّومِ ثُمَّ دَعَاهُمْ وَدَعَا بِتَرْجُمَانِهِ فَقَالَ
أَيُّكُمْ أَقْرَبُ نَسَبًا بِهَذَا الرَّجُلِ الَّذِي يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ
فَقَالَ أَبُو سُفْيَانَ فَقُلْتُ أَنَا أَقْرَبُهُمْ نَسَبًا فَقَالَ أَدْنُوهُ
مِنِّي وَقَرِّبُوا أَصْحَابَهُ فَاجْعَلُوهُمْ عِنْدَ ظَهْرِهِ ثُمَّ قَالَ
لِتَرْجُمَانِهِ قُلْ لَهُمْ إِنِّي سَائِلٌ هَذَا عَنْ هَذَا الرَّجُلِ فَإِنْ
كَذَبَنِي فَكَذِّبُوهُ فَوَاللَّهِ لَوْلَا الْحَيَاءُ مِنْ أَنْ يَأْثِرُوا
عَلَيَّ كَذِبًا لَكَذَبْتُ عَنْهُ ثُمَّ كَانَ أَوَّلَ مَا سَأَلَنِي عَنْهُ أَنْ
قَالَ كَيْفَ نَسَبُهُ فِيكُمْ قُلْتُ هُوَ فِينَا ذُو نَسَبٍ قَالَ فَهَلْ قَالَ
هَذَا الْقَوْلَ مِنْكُمْ أَحَدٌ قَطُّ قَبْلَهُ قُلْتُ لَا قَالَ فَهَلْ كَانَ
مِنْ آبَائِهِ مِنْ مَلِكٍ قُلْتُ لَا قَالَ فَأَشْرَافُ النَّاسِ يَتَّبِعُونَهُ
أَمْ ضُعَفَاؤُهُمْ فَقُلْتُ بَلْ ضُعَفَاؤُهُمْ قَالَ أَيَزِيدُونَ أَمْ
يَنْقُصُونَ قُلْتُ بَلْ يَزِيدُونَ قَالَ فَهَلْ يَرْتَدُّ أَحَدٌ مِنْهُمْ
سَخْطَةً لِدِينِهِ بَعْدَ أَنْ يَدْخُلَ فِيهِ قُلْتُ لَا قَالَ فَهَلْ كُنْتُمْ
تَتَّهِمُونَهُ بِالْكَذِبِ قَبْلَ أَنْ يَقُولَ مَا قَالَ قُلْتُ لَا قَالَ فَهَلْ
يَغْدِرُ قُلْتُ لَا وَنَحْنُ مِنْهُ فِي مُدَّةٍ لَا نَدْرِي مَا هُوَ فَاعِلٌ
فِيهَا قَالَ وَلَمْ تُمْكِنِّي كَلِمَةٌ أُدْخِلُ فِيهَا شَيْئًا غَيْرُ هَذِهِ
الْكَلِمَةِ قَالَ فَهَلْ قَاتَلْتُمُوهُ قُلْتُ نَعَمْ قَالَ فَكَيْفَ كَانَ
قِتَالُكُمْ إِيَّاهُ قُلْتُ الْحَرْبُ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُ سِجَالٌ يَنَالُ
مِنَّا وَنَنَالُ مِنْهُ قَالَ مَاذَا يَأْمُرُكُمْ قُلْتُ يَقُولُ اعْبُدُوا
اللَّهَ وَحْدَهُ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَاتْرُكُوا مَا يَقُولُ
آبَاؤُكُمْ وَيَأْمُرُنَا بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَالصِّدْقِ وَالْعَفَافِ
وَالصِّلَةِ فَقَالَ لِلتَّرْجُمَانِ قُلْ لَهُ سَأَلْتُكَ عَنْ نَسَبِهِ
فَذَكَرْتَ أَنَّهُ فِيكُمْ ذُو نَسَبٍ فَكَذَلِكَ الرُّسُلُ تُبْعَثُ فِي نَسَبِ
قَوْمِهَا وَسَأَلْتُكَ هَلْ قَالَ أَحَدٌ مِنْكُمْ هَذَا الْقَوْلَ فَذَكَرْتَ
أَنْ لَا فَقُلْتُ لَوْ كَانَ أَحَدٌ قَالَ هَذَا الْقَوْلَ قَبْلَهُ لَقُلْتُ
رَجُلٌ يَأْتَسِي بِقَوْلٍ قِيلَ قَبْلَهُ وَسَأَلْتُكَ هَلْ كَانَ مِنْ آبَائِهِ
مِنْ مَلِكٍ فَذَكَرْتَ أَنْ لَا قُلْتُ فَلَوْ كَانَ مِنْ آبَائِهِ مِنْ مَلِكٍ
قُلْتُ رَجُلٌ يَطْلُبُ مُلْكَ أَبِيهِ وَسَأَلْتُكَ هَلْ كُنْتُمْ تَتَّهِمُونَهُ
بِالْكَذِبِ قَبْلَ أَنْ يَقُولَ مَا قَالَ فَذَكَرْتَ أَنْ لَا فَقَدْ أَعْرِفُ
أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ لِيَذَرَ الْكَذِبَ عَلَى النَّاسِ وَيَكْذِبَ عَلَى اللَّهِ
وَسَأَلْتُكَ أَشْرَافُ النَّاسِ اتَّبَعُوهُ أَمْ ضُعَفَاؤُهُمْ فَذَكَرْتَ أَنَّ
ضُعَفَاءَهُمْ اتَّبَعُوهُ وَهُمْ أَتْبَاعُ الرُّسُلِ وَسَأَلْتُكَ أَيَزِيدُونَ
أَمْ يَنْقُصُونَ فَذَكَرْتَ أَنَّهُمْ يَزِيدُونَ وَكَذَلِكَ أَمْرُ الْإِيمَانِ
حَتَّى يَتِمَّ وَسَأَلْتُكَ أَيَرْتَدُّ أَحَدٌ سَخْطَةً لِدِينِهِ بَعْدَ أَنْ
يَدْخُلَ فِيهِ فَذَكَرْتَ أَنْ لَا وَكَذَلِكَ الْإِيمَانُ حِينَ تُخَالِطُ
بَشَاشَتُهُ الْقُلُوبَ وَسَأَلْتُكَ هَلْ يَغْدِرُ فَذَكَرْتَ أَنْ لَا وَكَذَلِكَ
الرُّسُلُ لَا تَغْدِرُ وَسَأَلْتُكَ بِمَا يَأْمُرُكُمْ فَذَكَرْتَ أَنَّهُ
يَأْمُرُكُمْ أَنْ تَعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَيَنْهَاكُمْ
عَنْ عِبَادَةِ الْأَوْثَانِ وَيَأْمُرُكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالصِّدْقِ وَالْعَفَافِ
فَإِنْ كَانَ مَا تَقُولُ حَقًّا فَسَيَمْلِكُ مَوْضِعَ قَدَمَيَّ هَاتَيْنِ وَقَدْ
كُنْتُ أَعْلَمُ أَنَّهُ خَارِجٌ لَمْ أَكُنْ أَظُنُّ أَنَّهُ مِنْكُمْ فَلَوْ
أَنِّي أَعْلَمُ أَنِّي أَخْلُصُ إِلَيْهِ لَتَجَشَّمْتُ لِقَاءَهُ وَلَوْ كُنْتُ
عِنْدَهُ لَغَسَلْتُ عَنْ قَدَمِهِ ثُمَّ دَعَا بِكِتَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِي بَعَثَ بِهِ دِحْيَةُ إِلَى عَظِيمِ بُصْرَى
فَدَفَعَهُ إِلَى هِرَقْلَ فَقَرَأَهُ فَإِذَا فِيهِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ مِنْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى هِرَقْلَ عَظِيمِ
الرُّومِ سَلَامٌ عَلَى مَنْ اتَّبَعَ الْهُدَى أَمَّا بَعْدُ فَإِنِّي أَدْعُوكَ
بِدِعَايَةِ الْإِسْلَامِ أَسْلِمْ تَسْلَمْ يُؤْتِكَ اللَّهُ أَجْرَكَ مَرَّتَيْنِ
فَإِنْ تَوَلَّيْتَ فَإِنَّ عَلَيْكَ إِثْمَ الْأَرِيسِيِّينَ وَ { يَا أَهْلَ
الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَنْ لَا
نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا
بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا
بِأَنَّا مُسْلِمُونَ } قَالَ أَبُو سُفْيَانَ فَلَمَّا قَالَ مَا قَالَ وَفَرَغَ
مِنْ قِرَاءَةِ الْكِتَابِ كَثُرَ عِنْدَهُ الصَّخَبُ وَارْتَفَعَتْ الْأَصْوَاتُ
وَأُخْرِجْنَا فَقُلْتُ لِأَصْحَابِي حِينَ أُخْرِجْنَا لَقَدْ أَمِرَ أَمْرُ ابْنِ
أَبِي كَبْشَةَ إِنَّهُ يَخَافُهُ مَلِكُ بَنِي الْأَصْفَرِ فَمَا زِلْتُ مُوقِنًا
أَنَّهُ سَيَظْهَرُ حَتَّى أَدْخَلَ اللَّهُ عَلَيَّ الْإِسْلَامَ وَكَانَ ابْنُ
النَّاظُورِ صَاحِبُ إِيلِيَاءَ وَهِرَقْلَ سُقُفًّا عَلَى نَصَارَى الشَّأْمِ
يُحَدِّثُ أَنَّ هِرَقْلَ حِينَ قَدِمَ إِيلِيَاءَ أَصْبَحَ يَوْمًا خَبِيثَ
النَّفْسِ فَقَالَ بَعْضُ بَطَارِقَتِهِ قَدْ اسْتَنْكَرْنَا هَيْئَتَكَ قَالَ
ابْنُ النَّاظُورِ وَكَانَ هِرَقْلُ حَزَّاءً يَنْظُرُ فِي النُّجُومِ فَقَالَ
لَهُمْ حِينَ سَأَلُوهُ إِنِّي رَأَيْتُ اللَّيْلَةَ حِينَ نَظَرْتُ فِي النُّجُومِ
مَلِكَ الْخِتَانِ قَدْ ظَهَرَ فَمَنْ يَخْتَتِنُ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ قَالُوا
لَيْسَ يَخْتَتِنُ إِلَّا الْيَهُودُ فَلَا يُهِمَّنَّكَ شَأْنُهُمْ وَاكْتُبْ
إِلَى مَدَايِنِ مُلْكِكَ فَيَقْتُلُوا مَنْ فِيهِمْ مِنْ الْيَهُودِ فَبَيْنَمَا
هُمْ عَلَى أَمْرِهِمْ أُتِيَ هِرَقْلُ بِرَجُلٍ أَرْسَلَ بِهِ مَلِكُ غَسَّانَ
يُخْبِرُ عَنْ خَبَرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا
اسْتَخْبَرَهُ هِرَقْلُ قَالَ اذْهَبُوا فَانْظُرُوا أَمُخْتَتِنٌ هُوَ أَمْ لَا
فَنَظَرُوا إِلَيْهِ فَحَدَّثُوهُ أَنَّهُ مُخْتَتِنٌ وَسَأَلَهُ عَنْ الْعَرَبِ
فَقَالَ هُمْ يَخْتَتِنُونَ فَقَالَ هِرَقْلُ هَذَا مُلْكُ هَذِهِ الْأُمَّةِ قَدْ
ظَهَرَ ثُمَّ كَتَبَ هِرَقْلُ إِلَى صَاحِبٍ لَهُ بِرُومِيَةَ وَكَانَ نَظِيرَهُ
فِي الْعِلْمِ وَسَارَ هِرَقْلُ إِلَى حِمْصَ فَلَمْ يَرِمْ حِمْصَ حَتَّى أَتَاهُ
كِتَابٌ مِنْ صَاحِبِهِ يُوَافِقُ رَأْيَ هِرَقْلَ عَلَى خُرُوجِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَّهُ نَبِيٌّ فَأَذِنَ هِرَقْلُ لِعُظَمَاءِ
الرُّومِ فِي دَسْكَرَةٍ لَهُ بِحِمْصَ ثُمَّ أَمَرَ بِأَبْوَابِهَا فَغُلِّقَتْ
ثُمَّ اطَّلَعَ فَقَالَ يَا مَعْشَرَ الرُّومِ هَلْ لَكُمْ فِي الْفَلَاحِ
وَالرُّشْدِ وَأَنْ يَثْبُتَ مُلْكُكُمْ فَتُبَايِعُوا هَذَا النَّبِيَّ فَحَاصُوا
حَيْصَةَ حُمُرِ الْوَحْشِ إِلَى الْأَبْوَابِ فَوَجَدُوهَا قَدْ غُلِّقَتْ
فَلَمَّا رَأَى هِرَقْلُ نَفْرَتَهُمْ وَأَيِسَ مِنْ الْإِيمَانِ قَالَ رُدُّوهُمْ
عَلَيَّ وَقَالَ إِنِّي قُلْتُ مَقَالَتِي آنِفًا أَخْتَبِرُ بِهَا شِدَّتَكُمْ
عَلَى دِينِكُمْ فَقَدْ رَأَيْتُ فَسَجَدُوا لَهُ وَرَضُوا عَنْهُ فَكَانَ ذَلِكَ
آخِرَ شَأْنِ هِرَقْلَ رَوَاهُ صَالِحُ بْنُ كَيْسَانَ وَيُونُسُ وَمَعْمَرٌ عَنْ
الزُّهْرِيِّ |
|
1.6/6. Telah menceritakan kepada kami Abu Al
Yaman Al Hakam bin Nafi' dia berkata, telah mengabarkan kepada kami
Syu'aib dari Az Zuhri telah mengabarkan kepadaku Ubaidullah bin
Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud bahwa Abdullah bin 'Abbas telah
mengabarkan kepadanya bahwa Abu Sufyan bin Harb telah mengabarkan
kepadanya; bahwa Heraclius menerima rombongan dagang Quraisy, yang sedang
mengadakan ekspedisi dagang ke Negeri Syam pada saat berlakunya perjanjian
antara Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan Abu Sufyan dan orang-orang kafir
Quraisy. Saat singgah di Iliya' mereka menemui Heraclius atas undangan Heraclius
untuk di diajak dialog di majelisnya, yang saat itu Heraclius bersama dengan
para pembesar-pembesar Negeri Romawi. Heraclius berbicara dengan mereka melalui
penerjemah. Heraclius berkata; Siapa diantara
kalian yang paling dekat hubungan keluarganya dengan orang yang mengaku sebagai
Nabi itu?. Abu Sufyan berkata; maka aku menjawab; Akulah yang paling dekat hubungan kekeluargaannya
dengan dia. Heraclius berkata; Dekatkanlah dia denganku dan juga
sahabat-sahabatnya. Maka mereka meletakkan orang-orang Quraisy berada di
belakang Abu Sufyan. Lalu Heraclius berkata melalui penerjemahnya: Katakan kepadanya, bahwa aku bertanya kepadanya
tentang lelaki yang mengaku sebagai Nabi. Jika ia berdusta kepadaku maka kalian
harus mendustakannya.Demi Allah, kalau bukan rasa malu akibat tudingan
pendusta yang akan mereka lontarkan kepadaku niscaya aku berdusta
kepadanya. Abu Sufyan berkata; Maka yang
pertama ditanyakannya kepadaku tentangnya (Nabi shallallahu 'alaihi wasallam)
adalah: bagaimana kedudukan nasabnya ditengah-tengah kalian? Aku jawab: Dia adalah dari keturunan
baik-baik (bangsawan) . Tanyanya lagi:
Apakah ada orang lain yang pernah mengatakannya sebelum dia? Aku jawab: Tidak ada. Tanyanya lagi: Apakah bapaknya seorang
raja? Jawabku: Bukan. Apakah yang mengikuti dia orang-orang yang
terpandang atau orang-orang yang rendah? Jawabku: Bahkan yang mengikutinya adalah orang-orang yang
rendah. Dia bertanya lagi: Apakah
bertambah pengikutnya atau berkurang? Aku jawab: Bertambah. Dia bertanya lagi: Apakah ada yang murtad disebabkan dongkol terhadap
agamanya? Aku jawab: Tidak ada.
Dia bertanya lagi: Apakah kalian pernah
mendapatkannya dia berdusta sebelum dia menyampaikan apa yang dikatakannya
itu? Aku jawab: Tidak pernah.
Dia bertanya lagi: Apakah dia pernah berlaku
curang? Aku jawab: Tidak pernah. Ketika
kami bergaul dengannya, dia tidak pernah melakukan itu. Berkata Abu
Sufyan: Aku tidak mungkin menyampaikan selain
ucapan seperti ini. Dia bertanya lagi: Apakah kalian memeranginya? Aku jawab: Iya. Dia bertanya lagi: Bagaimana kesudahan perang tersebut? Aku
jawab: Perang antara kami dan dia sangat
banyak. Terkadang dia mengalahkan kami terkadang kami yang mengalahkan
dia. Dia bertanya lagi: Apa yang
diperintahkannya kepada kalian? Aku jawab: Dia menyuruh kami; 'Sembahlah Allah dengan tidak
menyekutukannya dengan sesuatu apapun, dan tinggalkan apa yang dikatakan oleh
nenek moyang kalian. ' Dia juga memerintahkan kami untuk menegakkan shalat,
menunaikan zakat, berkata jujur, saling memaafkan dan menyambung
silaturrahim. Maka Heraclius berkata kepada penerjemahnya: Katakan kepadanya, bahwa aku telah bertanya kepadamu
tentang keturunan orang itu, kamu ceritakan bahwa orang itu dari keturunan
bangsawan. Begitu juga laki-laki itu dibangkitkan di tengah keturunan kaumnya.
Dan aku tanya kepadamu apakah pernah ada orang sebelumnya yang mengatakan
seperti yang dikatakannya, kamu jawab tidak. Seandainya dikatakan ada orang
sebelumnya yang mengatakannya tentu kuanggap orang ini meniru orang sebelumnya
yang pernah mengatakan hal serupa. Aku tanyakan juga kepadamu apakah bapaknya
ada yang dari keturunan raja, maka kamu jawab tidak. Aku katakan seandainya
bapaknya dari keturunan raja, tentu orang ini sedang menuntut kerajaan bapaknya.
Dan aku tanyakan juga kepadamu apakah kalian pernah mendapatkan dia berdusta
sebelum dia menyampaikan apa yang dikatakannya, kamu menjawabnya tidak. Sungguh
aku memahami, kalau kepada manusia saja dia tidak berani berdusta apalagi
berdusta kepada Allah. Dan aku juga telah bertanya kepadamu, apakah yang
mengikuti dia orang-orang yang terpandang atau orang-orang yang rendah?
Kamu menjawab orang-orang yang rendah yang mengikutinya. Memang mereka itulah
yang menjadi para pengikut Rasul. Aku juga sudah bertanya kepadamu apakah
bertambah pengikutnya atau berkurang, kamu menjawabnya bertambah. Dan memang
begitulah perkara iman hingga menjadi sempurna. Aku juga sudah bertanya kepadamu
apakah ada yang murtad disebabkan marah terhadap agamanya. Kamu menjawab tidak
ada. Dan memang begitulah iman bila telah masuk tumbuh bersemi di dalam hati.
Aku juga sudah bertanya kepadamu apakah dia pernah berlaku curang, kamu jawab
tidak pernah. Dan memang begitulah para Rasul tidak mungkin curang. Dan aku juga
sudah bertanya kepadamu apa yang diperintahkannya kepada kalian, kamu jawab dia
memerintahkan kalian untuk menyembah Allah dengan tidak menyekutukannya dengan
sesuatu apapun, dan melarang kalian menyembah berhala, dia juga memerintahkan
kalian untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat, berkata jujur, saling
memaafkan dan menyambung silaturrahim. Seandainya semua apa yang kamu katakan
ini benar, pasti dia akan menguasai kerajaan yang ada di bawah kakiku ini.
Sungguh aku telah menduga bahwa dia tidak ada diantara kalian sekarang ini,
seandainya aku tahu jalan untuk bisa menemuinya, tentu aku akan berusaha keras
menemuinya hingga bila aku sudah berada di sisinya pasti aku akan basuh kedua
kakinya. Kemudian Heraclius meminta surat Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam yang dibawa oleh Dihyah untuk para Penguasa Negeri Bashrah, Maka
diberikannya surat itu kepada Heraclius, maka dibacanya dan isinya berbunyi:
Bismillahir rahmanir rahim. Dari Muhammad,
hamba Allah dan Rasul-Nya untuk Heraclius. Penguasa Romawi, Keselamatan bagi
siapa yang mengikuti petunjuk. Kemudian daripada itu, aku mengajakmu dengan
seruan Islam; masuk Islamlah kamu, maka kamu akan selamat, Allah akan memberi
pahala kepadamu dua kali. Namun jika kamu berpaling, maka kamu menanggung dosa
rakyat kamu, dan: Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat
(ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita
sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan dia dengan sesuatupun dan tidak
(pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Rabb selain
Allah. Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka: Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang
berserah diri (kepada Allah). Abu Sufyan menuturkan: Setelah Heraclius menyampaikan apa yang dikatakannya
dan selesai membaca surat tersebut, terjadilah hiruk pikuk dan suara-suara
ribut, sehingga mengusir kami. Aku berkata kepada teman-temanku setelah kami
diusir keluar; sungguh dia telah diajak kepada urusan Anak Abu Kabsyah.
Heraclius mengkhawatirkan kerajaan Romawi.Pada
masa itupun aku juga khawatir bahwa Muhammad akan berjaya, sampai akhirnya
(perasaan itu hilang setelah) Allah memasukkan aku ke dalam Islam. Dan adalah
Ibnu An Nazhur, seorang Pembesar Iliya' dan Heraclius adalah seorang uskup agama
Nashrani, dia menceritakan bahwa pada suatu hari ketika Heraclius mengunjungi
Iliya' dia sangat gelisah, berkata sebagian komandan perangnya: Sungguh
kami mengingkari keadaanmu. Selanjutnya kata Ibnu Nazhhur, Heraclius adalah seorang ahli nujum yang selalu
memperhatikan perjalanan bintang-bintang. Dia pernah menjawab pertanyaan para
pendeta yang bertanya kepadanya; Pada suatu malam ketika saya mengamati
perjalanan bintang-bintang, saya melihat raja Khitan telah lahir, siapakah di
antara ummat ini yang di khitan? Jawab para
pendeta; Yang berkhitan hanyalah orang-orang Yahudi, janganlah anda risau
karena orang-orang Yahudi itu. Perintahkan saja keseluruh negeri dalam kerajaan
anda, supaya orang-orang Yahudi di negeri tersebut di bunuh. Ketika itu di hadapakan kepada Heraclius seorang
utusan raja Bani Ghasssan untuk menceritakan perihal Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, setelah orang itu selesai bercerita, lalu Heraclius
memerintahkan agar dia diperiksa, apakah dia berkhitan ataukah tidak. Seusai di
periksa, ternyata memang dia berkhitam. Lalu di beritahukan orang kepada
Heraclius. Heraclius bertanya kepada orang tersebut tentang orang-orang Arab
yang lainnya, di khitankah mereka ataukah tidak? Dia menjawab; Orang Arab itu di khitan semuanya. Heraclius
berkata; 'inilah raja ummat, sesungguhnya dia telah terlahir. Kemudian heraclisu berkirim surat kepada seorang
sahabatnya di Roma yang ilmunya setarf dengan Heraclisu (untuk menceritakan
perihal kelahiran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam). Sementara itu, ia
meneruskan perjalanannya ke negeri Himsha, tetapi sebelum tiba di Himsha,
balasan surat dari sahabatnya itu telah tiba terlebih dahulu. Sahabatnya itu
menyetujui pendapat Heraclius bahwa Muhammad telah lahir dan bahwa beliau memang
seorang Nabi. Heraclius lalu mengundang para pembesar Roma supaya datang ke
tempatnya di Himsha, setelah semuanya hadir dalam majlisnya, Heraclius
memerintahkan supaya mengunci semua pintu. Kemudian dia berkata; 'Wahai bangsa
rum, maukah anda semua beroleh kemenangan dan kemajuan yang gilang gemilang,
sedangkan kerajaan tetap utuh di tangan kita? Kalau mau, akuilah Muhammad
sebagai Nabi!. Mendengar ucapan itu, mereka lari bagaikan keledai liar,
padahal semua pintu telah terkunci. Melihat keadaan yang demikian, Heraclius
jadi putus harapan yang mereka akan beriman (percaya kepada kenabian Muhammad).
Lalu di perintahkannya semuanya untuk kembali ke tempatnya masing-masing seraya
berkata; Sesungguhnya saya mengucapkan
perkataan saya tadi hanyalah sekedar menguji keteguhan hati anda semua. Kini
saya telah melihat keteguhan itu. Lalu mereka sujud di hadapan Heraclius
dan mereka senang kepadanya. Demikianlah akhir kisah Heraclius. Telah di
riwayatkan oleh Shalih bin Kaisan dan Yunus dan Ma'mar dari
Az Zuhri. |