“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Saturday, April 30, 2016

Kutukan Keris Mpu Gandring

Ilustrasi Keris Mpu Gandring
Sebuah senjata bisa mengubah jalannya sejarah? Jika ada yang seperti ini, maka tentu yang dimaksud adalah keris Mpu Gandring. Sekilas mungkin hanya sebilah keris biasa, tapi senjata satu ini ikut andil dalam membentuk skenario-skenario kerajaan Jawa zaman dulu. Ya, lewat keris ini sejumlah tokoh penting mati sehingga membuat sejarah berjalan seperti apa yang pernah kita baca.


Dikisahkan bahwa ada seorang pembuat keris di kerajaan Singasari yang terkenal sakti. Keris buatannya selalu memiliki kekuatan gaib yang membuat pemiliknya menjadi sakti. Hingga suatu saat Ken Arok, meminta si pandai keris tersebut membuatkan satu untuknya.

Ken Arok berpesan agar keris yang dibuat nantinya harus lebih baik dan sakti ketimbang buatan Empu sebelumnya. Hal inilah kemudian yang membuat Mpu Gandring sedikit bergidik. Pasalnya, keris tersebut juga harus jadi dalam waktu semalam saja.

Bukannya tidak mampu membuat keris yang sakti, namun ada sedikit kecemasan dalam diri Mpu yang satu ini jika keris yang dibuatnya nanti sesuai keinginan sang pemesan.

Diceritakan konon, Mpu Gandring mengambil bahan baku keris dari luar angkasa. Tidak heran jika memiliki kekuatan yang tidak tertandingi seperti yang ada di bumi. Bahkan keris tersebut kemudian diisi dengan hal-hal gaib untuk mendukung kesaktiannya.

Sampai pada suatu hari, Ken Arok mendatangi Mpu Gandring untuk menagih keris pesanannya. Namun, sang Mpu mengatakan bahwa keris tersebut belum jadi, yakni bagian sarung keris yang belum sempurna dibuat. Tidak sabar dengan pekerjaan Mpu yang dinilai lama, Ken Arok kemudian merebut keris yang belum jadi 100% tersebut.

Kemudian, untuk mencoba kesaktiannya, Ken Arok menusukkan keris tersebut ke tubuh Mpu Gandring. Sebelum kematiannya, Mpu Gandring melunasi kesaktian kerisnya dengan sebuah kutukan. Mpu Gandring berucap bahwa keris tersebut akan membunuh Ken Arok dan 7 turunannya nanti. Ken Arok yang memang tidak percaya dengan ucapan sang Mpu, tetap menyimpan keris tersebut baik-baik.

Ternyata kutukan sang Mpu benar-benar terjadi. Ken Arok dan 7 turunannya harus mati di mata keris buatan Mpu Gandring. Inilah yang menyebabkan kerajaan Singasari kacau dan runtuh. Lalu di mana keberadaan keris itu sekarang ini? Apakah masih disimpan oleh keturunan Ken Arok?

1. Mpu Gandring, Korban Pertama Keris Terkutuk

Gandring menyanggupi keris ini bakal jadi dalam sehari, namun mungkin karena ini adalah karya terbaiknya, sang Mpu pun menyelesaikannya agak lebih lama. Ken Arok sudah tak sabar menanti keris hebatnya, lalu menghampiri Mpu Gandring.

Keris ini sudah jadi, bagus dan sakti, hanya saja Mpu belum menyelesaikan sarungnya. Tak butuh hal tersebut, Ken Arok memaksa meminta sang keris. Mpu bersikeras untuk menahannya, tapi Ken Arok lebih kuat. Hingga akhirnya sang calon raja berhasil merampas lalu kemudian menghujamkan keris itu ke perut sang Mpu. Sebelum mati kutukan pun bergulir. Tak peduli, Ken Arok pun menenteng keris ini dengan kebanggaan.


2. Tunggul Ametung, Tujuan Keris Ini Dibuat

Seorang pendeta bernama Lohgawe mengatakan barang siapa bisa menikahi Ken Dedes ia akan jadi raja besar. Ken Arok yang ambisius tentu saja sangat tertarik dengan tawaran menjadi penguasa ini, di samping Ken Dedes adalah seorang wanita yang cantik. Untuk memuluskan rencana itu, pertama-tama ia harus menyingkirkan Tunggul Ametung suami Ken Dedes.

Akhirnya Arok memesan keris kepada Mpu Gandring. Setelah balada kematian sang Mpu yang dramatis, akhirnya Ken Arok mendapatkan keris sakti tersebut. Dan tanpa membuang banyak waktu, Ken Arok lewat sejumlah taktik licik berhasil menghujamkan keris bertuah ini. Tunggul Ametung pun jadi korban berdarah kedua keris ini.

3. Kematian Kebo Ijo yang merupakan rekan Ken Arok

Setelah Ken Arok berhasil membunuh Mpu Gandring, lalu dia membawa diam-diam keris Mpu Gandring tersebut dan memamerkan keris tersebut pada temannya yang bernama Kebo Ijo. Kebo Ijo yang melihat keelokan pamor keris tersebut kemudian meminjamnya dari Ken Arok. Ken Arok mengijinkan dengan syarat Kebo Ijo harus mengakui keris tersebut sebagai miliknya. 

Kebo Ijopun akhirnya membawa keris 'kutukan' Mpu Gandring dan memamerkannya pada orang-orang. Suatu hari saat Kebo Ijo lengah, Ken Arok menyelinap dan membawa keris Mpu Gandring untuk digunakan membunuh Tungguh Ametung sang penguasa wilayah Tumapel. 

Setelah berhasil membunuh Tunggul Ametung tanpa saksi mata dan telinga, Ken Arok sengaja meninggalkan keris Mpu Gandring tersebut di tempat kejadian perkara (TKP). Saat keesokan harinya, Tumapel gempar dengan berita terbunuhnya  Tunggul Ametung dengan barang bukti berupa sebuah keris yang biasa dibawa oleh Kebo Ijo. Ken Arok yang datang ke TKP sebagai petugas keamanan Tumapel, langsung berinisiatif ke rumah Kebo Ijo sambil membawa keris Mpu Gandring. 

Saat bertemu Kebo Ijo, tanpa ba bi bu, apalagi sempat ngopi bareng, Ken Arok langsung menghujamkan keris Mpu Gandring tersebut pada Kebo Ijo. Tujuan sebenarnya adalah untuk membungkam Kebo Ijo agar tidak mengungkapkan asal muasal keris tersebut. Akhirnya Ken Arok dianggap berjasa menemukan pembunuh Tunggul Ametung, sehingga dia berhak untuk diangkat menjadi akuwu Tumapel menggantikan Tunggul Ametung.

4. Ken Arok Mati Oleh Keris Pujaannya

Kematian Tunggul Ametung jadi rahasia lama yang tak pernah terungkap. Hingga suatu ketika, Ken Dedes membongkarnya ketika Anusapati, anaknya dan Ametung, mendesak sang ibu. Geram dengan kelakuan ayah tirinya yang bengis, Anusapati pun mengirimkan utusan bernama Ki Pengalasan untuk membantai Arok yang saat itu sudah jadi raja.

Sebelumnya, Anusapati meminta keris bertuah tersebut ke tangan ibunya, lalu diserahkannya kepada Ki Pengalasan. Lewat taktik jitu, Ki Pengalasan berhasil menikam Ken Arok saat sedang bersantai. Sang eksekutor ini pun memberitahukan hal tersebut kepada Anusapati dan berbahagialah si anak Ken Dedes.

5. Anusapati Pun Mati Karena Keris Bertuah Ini

Sepeninggal Ken Arok, Anusapati yang menjadi raja Singasari. Pengangkatannya yang cepat membuat beberapa keluarga tak suka, salah satunya adalah Tohjaya, anak dari Ken Arok dan Ken Umang. Entah bagaimana caranya, Tohjaya mengetahui jika Ki Pengalasan melakukan skenario keji yang diatur oleh Anusapati. Marah, Tohjaya merencanakan pembunuhan.

Cerdiknya, Tohjaya mengelabuhi Anusapati dengan menghiburnya lewat sabung ayam. Terlalu asyik bermain, Tohjaya yang sebelumnya sudah meminjam keris terkutuk itu, langsung menghujamkan belati milik ayahnya ke dada Anusapati. Sang raja pun meninggal saat itu juga.

6. Tohjaya Jadi Pemungkas Kutukan Keris Ken Arok

Tohjaya mungkin tidak mati karena keris bertuah tersebut, namun ia masuk dalam rangkaian kutukan Mpu Gandring. Jadi, diceritakan jika Rangga Wuni, anak Anusapati, sangat geram dengan kematian ayahnya. Lalu, ia pun mengajak berkomplot Mahisa Campaka, putra mahkota kerajaan Kediri yang kekuasannya diambil Tohjaya.

Skenario terbentuk, dua orang ini pun menghimpun pasukan dan melakukan pemberontakan. Tohjaya yang tak menyadari hal ini pun kaget dan melakukan perlawanan seadanya. Ia tak langsung mati, hanya saja pertempuran dadakan itu membuatnya terluka berat. Dalam pelariannya, Tohjaya pun mati.
Persis apa yang dikatakan Mpu Gandring, orang-orang di sekitar Ken Arok akan mati dengan keris bertuah ini. Anusapati, Tohjaya, semua orang dekat Ken Arok tewas mengenaskan. Kematian Tohjaya sendiri adalah pemungkas dari kutukan tersebut. Sungguh, sebilah keris saja mampu menciptakan huru-hara yang sedahsyat ini.

Keris yang dibuat belum selesai ini hanya mampu membunuh enam orang saja hingga akhirnya menghilang. Mereka adalah Empu Gandring si pembuat, Kebo Ijo yang merupakan rekan Ken Arok, Tunggul Ametung, Ki Pengalasan, Anusapati, dan Ken Arok sendiri. Saat ini keberadaan keris yang memakan banyak orang hebat itu tak diketahui. Ada yang mengatakan keris itu lenyap dalam kawah Gunung Kelud. Ada juga yang mengatakan jika keris itu terpendam dalam tanah dan menunggu pemilik barunya.


Keberadaan Keris Empu Gandring

Keris tersebut dikisahkan terkubur di kawah Gunung Kelud. Mengapa sang keris bisa berada di dasar kawah gunung? Siapa orang yang bisa menguburnya? Tentu saja, ini juga merupakan sebuah kepercayaan.

Dikisahkan setelah terjadi peperangan saudara yang diakibatkan oleh sebilah keris, Pulau Jawa saat itu dalam keadaan yang tidak stabil. Yakni sering terjadi bencana alam yang mencemaskan. Hal ini kemudian memberikan ide Batara Guru untuk memindahkan gunung Mahameru yang dulunya berada di India ke pulau Jawa. Dalam proses pemindahan, tanah-tanah gunung Mahameru tercecer hingga membentuk beberapa gunung kecil seperti Lawu, Wilis, Bromo, dan salah satunya Kelud. Nah... pada saat itulah keris tersebut terkubur di kawah Gunung Kelud.

Banyak orang yang merasa bahwa keris tersebut memang benar-benar berada di kawah gunung Kelud. Namun hingga saat ini belum ada yang bisa membuktikannya secara nyata.

Beberapa orang telah banyak yang mencari keberadaan keris Mpu Gandring. Tujuannya pun beragam, mulai dari membuktikan kebenaran legenda, sampai ingin memilikinya untuk kepentingan pribadi.

Namun, penelitian secara ilmiah dan klenik sudah pernah dilakukan. Namun, hasilnya masih nihil. Keris tersebut seperti benar-benar ditelan bumi. Namun, ada beberapa kalangan yang menyatakan bahwa keris tersebut memang terkubur di kawah Gunung Kelud. Jadi akan sangat sulit untuk diambil untuk bukti.

Semoga bermanfaat,
DK

Sumber: